Lebih Luas dari Piring di atas Meja: Menilik Dimensi Sosiokultural dari Makanan Halal dan Komunitas Migran Muslim di Vienna, Austria.

“Bagaimana makanmu di sini? Apa kamu kesulitan mencari makan di sini? Apakah kamu suka makanan Austria atau harus mencari makanan Indonesia?”

Selama berada di Vienna, kurang lebih pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang sering kali dilontarkan oleh para kenalan kepada saya untuk memastikan apakah saya bisa dengan cukup mudah menemukan apa-apa yang bisa dimakan; perlukah mengganti nasi dengan roti atau pasta, bisakah menemukan bumbu dan rasa yang sesuai selera, hingga apakah itu semua membuat cukup kenyang atau perlu mencari sesuatu untuk dimakan lagi.