Tahun 2019 merupakan momentum bangsa Indonesia pesta demokrasi dan pemilihan umum, dan selama beberapa bulan menjelang dan pasca Pemilihan Umum (Pemilu) kita dapat merasakan dan mengamati suasana sosial-politik yang semakin memanas. Hal ini ditandai dengan dialog tentang ideologi nasional, pembangunan dan hasil-hasilnya, ketidaksetaraan sosial ekonomi, dan persoalan-persoalan politik lainnya. Dilandasi oleh latar belakang ini, Simposium Internasional Jurnal Antropologi Indonesia Ke-7 ingin memanfaatkan momentum ini sebagai arena refleksi komunitas antropologi untuk menguji dan memberikan kontribusi terhadap masalah disintegrasi nasional.
Simposium ini merupakan acara reguler yang diselenggarakan oleh Jurnal Antropologi Indonesia, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Departemen Antropologi Universitas Indonesia sejak 1969, dan akan dilaksanakan bersama Departemen Antropologi Universitas Gadjah Mada dengan tema besar, “The Use and Abuse of Diversity: Anthropological Responses to the Threat of Disintegration”. Acara ini akan dilaksanakan di Gedung Soegondo Lt. 5 dan 7, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 23 Juli hingga 26 Juli 2019 mendatang.
Adapun, simposium internasional ketujuh ini akan menghadirkan lima pembicara utama nasional dan internasional dengan keberagaman latar belakang akademik. Para akademisi ahli Indonesia dan Asia Tenggara ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih akademis yang sejalan dengan tema besar simposium internasional ini. Selain itu, akan berlangsung 21 panel dengan tema-tema sebagai berikut:
- Dealing With Diversity in (Digital) Urban Contexts: From Concepts to Engagement (Bergelut dengan Keragaman dalam Dunia Digital Konteks Perkotaan)
- Mediating Piety: Hadhrami Religious Authority in a Changing Indonesia (Penghubung Kesalehan: Otoritas Keagamaan Hadrami dalam Indonesia yang Berubah)
- Disintegration from within? Marginal Groups and the failure of Indonesia as a Common Project (Disintegrasi dari Dalam? Kelompok-kelompok Marginal dan Kegagalan Indonesia sebagai Proyek Bersama)
- Role of Digital Ethnography in Indonesian Online Society (Peran Etnografi Digital dalam Masyarakat Daring Indonesia)
- Dependence and Displacement (Ketergantungan dan Ketersingkiran)
- The Use and Abuse of Drinking Culture (Penggunaan dan Penyalahgunaan Budaya Minum)
- Moral Politics of Nationhood: Examining The Politics of Diversity and The Management of Unity (Politik Moral Kebangsaan: Telaah Politik Keragaman dan Pengelolaan Kesatuan)
- The Dynamic of the Interaction between the Modern Medical System and the Traditional Medical System: Finding a Way for Establishing a Harmonious Collaboration of the Two Systems for the Social Justice for the People (Dinamika Interaksi antara Sistem Kesehatan Moderen dan Tradisional: Menemukan Kolaborasi yang Harmonis antara Dua sistem kesehatan yang berkeadilan)
- Anthropology and The Recentralization of Natural Resource Policies (Antropologi dan Resentralisasi Kebijakan Sumberdaya Alam)
- Structuring Diversity: Values, Political-Economic Order and InterSocietal Relation in an Indonesian Archipelago (Strukturasi Keragaman: Nilai, Tata Politik Ekonomi dan Hubungan antarMasyarakat di Kepulauan Indonesia)
- The State of Anthropology of Indonesian Education: Critical Reflections on Theories and Methods (Kondisi Antropologi Pendidikan Indonesia: Refleksi Kritis atas Teori dan Metode)
- Methodological Dilemma on Studying Diversity (Dilema Metodologis dalam Studi Keragaman)
- Collective Violence, Peace Building and Reconciliation: Anthropological Perspective (Kekerasan Kolektif, Pembangunan Perdamaian dan Rekonsiliasi: Perspektif Antropologi)
- Rethinking the Politics of Difference in Indonesia: Ethnicity, Religion, Class Relations (Memikir Ulang Politik Keragaman di Indonesia: Etnisitas, Agama, dan Hubungan- hubungan Kelas)
- Host, Guest and Stranger: Exoticization and Exploitation at Tourism Indonesian Practice (Tuan Rumah, Tamu, dan Orang Asing: Eksotisisasi dan Eksploitasi Praktik Pariwisata di Indonesia)
- Digital Ethnography – Do we need offline approach? (Etnografi Digital, Apakah Kita Memerlukan Pendekatan Luring?)
- Oral Tradition in the Discourse of Ethnic, Race, and Religion Diversity (Tradisi Lisan dalam Wacana Keragaman Etnis, Ras, dan Agama)
- On The Making of Commodities Under Category: Resource Exploitation (Pencipataan Komoditas dalam Eksploitasi Sumber Daya)
- Beyond Disciplinary Diversity and Debates in Parallel Universes Anthropology and Political Science in Conversation (Melampaui Keragaman dan Perdebatan Disiplin Ilmu dalam “Parallel Universes”: Antropologi dan Ilmu Politik dalam Perbincangan)
- Governmental Practices in Indonesia: Non-Calculative Modality, State Power and the (Im)Possibility of Politics (Praktik-praktik Kepemerintahan di Indonesia: Modalitas non-kalkulatif, Kuasa Negara, dan Ke(tidak)mungkinan Politik), dan
- Youth and Social Life of Chemicals (Anak Muda dan Kehidupan Sosial Zat Kimiawi).
Melalui Simposium Internasional JAI 2019 ini, diharapkan para pakar dan praktisi kebudayaan dapat memberikan kontribusi kepada pemikiran alternatif mengenai bagaimana menjawab berbagai tantangan zaman ke depan dalam mewujudkan integrasi nasional, dan khususnya kebhinekatunggalikaan, di tengah meluasnya arus globalisasi, meningkatnya gerakan fundamentalisme, dan krisis-krisis kemanusiaan lainnya. Sejalan dengan acara ini, akan turut diadakan festival adat dan seni budaya untuk menyemarakkan kebhinekatunggal-ikaan Indonesia yang menjadi semangat acara ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jadwal, rangkaian, dan rincian acara, silakan klik di sini atau menghubungi email simposiumjai@gmail.com dan antropologi@ugm.ac.id